
Selain itu keramaian pengunjung hanya dijumpai jika sedang ada pertunjukan didalam kawasan ini. Yuliati mengakui, kondisi wisata yang dimiliki oleh Dinas Kehutanan saat ini sangat memprihatinkan. Meski jumlah rusa yang ada jumlahnya semakin banyak, namun pengelola tidak melakukan perawatan dan pemeliharaan kawasan tersebut secara optimal.
Bahkan fasilitas penunjang yang ada untuk menarik masyarakat tidak lengkap, seperti arena bermain dan musholla. Parahnya lagi pengelola juga jarang melakukan promosi wisata, dan tidak pernah ada target mengenai jumlah wisatawan maupun pendapatan yang ada.Hal senada diungkapkan, Ribut satu-satunya petugas perawat rusa dipenangkaran rusa Maliran. Menurutnya meski jumlah rusa mengalami penambahan sejak tahun 2000 sebanyak 23 rusa, menjadi 88 rusa hingga tahun ini, sayangnya tidak pernah diimbangi dengan peningkatan biaya pemeliharaan maupun jumlah petugas perawat. Diharapkan pemerintah daerah lebih mengoptimalkan pengelolaan kawasan hutan Maliran tersebut, karena berpotensi untuk meningkatkan PAD. Diantaranya dengan membuat evet hiburan ditempat tersebut, untuk menarik pengunjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar