Selasa, 01 April 2008

Gunung Kelud II

Nama Lain
Kelud, Klut, Coloot

Lokasi
Administrasi :Kab. Kediri, Kab. Blitar dan Kab. Malang, Propinsi Jawa Timur7°56' LS dan 112° 18,5'BT


Ketinggian: Puncak 1731 m dplb. Danau kawah : 1113,9 m (Hadikusumo, 1960)

Pos Pengamatan
Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar
PendahuluanCara pencapaian : Jalan yang biasa digunakan oleh kendaraan bermotor adalah dari Kediri menuju Wates dilanjutkan ke Margomulyo – Bambingan hingga Jurang Gelap atau G. Pedot. Dari Jurang gelap hingga tepi danau kawah ( ± 2 km) ditempuh dengan berjalan kaki.
Demografi (kependudukan): Jumlah Penduduk yang terletak di Daerah Terlarang dan Daerah Bahaya 1.


Danau di Bawah Puncak
Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi: Wisata
Manfaat gunung Kelut bagi daerah sekitarnya dapat ditinjau dari beberapa aspek, antara lain aspek wisata, budaya maupun ekonomi. Aspek wisata berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan nilai-nilai alam, misalnya wisata alam dan agrowisata yang mengembangkan kawasan perkebunan di sekitar Kelut dan hutan di sepanjang jalan menuju kawah serta wisata alam di daerah sekitar kawah.
Aspek budaya dapat dilihat dari peninggalan purbakala berupa candi-candi yang terdapat di daerah Blitar dan Kediri. Keberadaan candi-candi tersebut berkaitan dengan perkembangan sejarah dan budaya Jawa pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu seperti Jenggala, Kediri dan Singasari. Pada perkembangan selanjutnya, beberapa candi di daerah sekitar G. Kelut telah terpendam akibat dari bencana lahar dan letusan dari G. Kelut, mengikuti surutnya masa keemasan kerajaan tersebut. Kini masih banyak peninggalan arkeologi yang masih perlu digali dan dipelajari.
Aspek ekonomi, letusan dan lahar menghasilkan material pasir dan batu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitarnya sebagai bahan galian golongan C untuk bahan bangunan. Eksploitasi bahan galian ini bisa menyerap cukup banyak tenaga kerja di pedesaan, di luar sektor pertanian dan perkebunan.
Informasi tentang gunung Kelut secara rinci juga dapat menjadi sumber daya tarik wisata. Proses-proses pembentukan kawah Kelut dan kejadian-kejadian letusannya, kondisi kawah dan morfologi puncak merupakan bahan-bahan yang perlu dikumpulkan untuk kemudian disajikan bagi masyarakat. Kawah dan sekitarnya merupakan daya tarik yang perlu dikembangkan. Keberadaan terowongan yang merupakan budidaya manusia untuk mengurangi bencana juga merupakan ciki khas dari G. Kelut.
Hambatan utama untuk menjadikan G. Kelut sebagai obyek wisata adalah letusannya. Pada saat terjadi letusan, batu, kerikil dan pasir terlontar sampai radius beberapa kilometer. Sarana jalanpun rusak karena letusan. Lahar juga terjadi menyertai letusan . Namun demikian letusan tersebut berlangsung hanya beberapa jam. Interval waktu antar letusan lebih dari 15 tahun. Dengan demikian terdapat potensi bahwa interval antara letusan yang panjang dapat menjadi kesempatan yang baik untuk berwisata ke puncak Kelut.
Obyek yang paling sederhana dan mudah yaitu melihat kawah Kelut. Dengan prasarana yang memadai, sebenarnya obyek ini masih dapat menyerap dan meningkatkan kunjungan wisata. Pemilihan lokasi wisata di sekitr kawah dapat mempertimbangkan berbagai hal, antara lain kemudahan pencapaian lokasi, tingkat bahaya, variasi jenis wisata. Lokasi wisata di daerah sekitar kawah antara lain kawasan hutan lindung, air terjun dan panjat tebing.
Jalur lintas alam, sebagai contoh telah ditelusuri untuk melihat potensinya yaitu jalur Pos Margomulyo – G. Pedhot – K. Sumberagung – Pos Margomulyo. Jalur lintas alam ini mewakili berbagai sarana dan jenis pemandangan yang berbeda, antara lain kawasan hutan lindung yang tersebar di punggungan dan bukit, pendakian tebing, wisata sungai termasuk pengamatan terhadap bahan galian golongan C, yaitu material pasir dan batu hasil dari letusan maupun lahar. Jalur dimuali dari Pos Pengamatan Margomulyo menuju G. Pedhot. Titik awal jalur menuju ke hutan terletak di sebelah barat G. Pedhot pada 07°55¢904² LS dan 112°17¢266² BT, melewati hutan belukar sebelum memasuki kawasan hutan kaliandra. Jalur ini berupa punggungan dan lembah yang kemudian berujung pada tebing K. Sumberagung. Tebing sungai ini cukup curam (75 m), sehingga diperlukan tali untuk mempermudah menuruni tebing. Titik ini tepat berada di depan sumber mata air (chekdam 5). Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju Pos Margomulyo menyusuri sungai Sumberagung.
Gabungan antara prediksi letusan yang tepat, infrastruktur yang cocok dan informasi yang lengkap dapat menjadi awal bagi pengembangan potensi wisata Kelut. Banyaknya obyek wisata di sekitar G. Kelut yang berada di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar dapat dikaitkan dengan keberadaan G. Kelut yang merupakan gunungapi aktif dengan sejarah yang panjang di Jawa Timur. Kekayaan obyek wisata di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar yaitu berupa kekayaan obyek sejarah dan kekayaan obyek alamiah. Banyaknya peninggalan candi-candi berhubungan erat dengan Gunung kelut. Kehancuran candi-candi, dari analisis di lapangan umumnya disebabkan karena tertimbun material produk letusan seperti abu, pasir serta endapan lahar. Peluang yang ada yaitu memberikan pada masyarakat tentang sejarah pembentukan candi yang dilengkapi oleh sejarah proses hancurnya candi oleh peristisa letusan gunung Kelut. Banyak peninggalan budaya, yang pada saat ini, berada di bawah permukaan rata-rata tanah. Hal ini menandakan besarnya pengaruh letusan G, Kelut terhadap keberadaan situs-situs budaya yang ada pada saat lampau.
Keberadaan terowongan kawah Kelut yang merupakan penerapan yang pertama di dunia dalam usaha penanggulangan bencana gunungapi merupakan salah satu daya tarik G. Kelut. Bagaimana suatu rancang bangun hasil karya manusia telah menjadi sangat bermanfaat bagi keselamatan banyak orang di sekelilingnya. Untuk itu terowongan-terowongan tersebut juga merupakan obyek yang pantas disajikan. Akhirnya obyek wisata dapat berkembang hanya apabila dilengkapi dengan informasi yang akurat tentang obyek dan proses yang melengkapinya.

Tidak ada komentar: